Dirilis

15 Januari 2019

Penulis

Tim Penulis Daya Sehat Sejahtera

Peran Ayah lebih dari sekadar pencari nafkah. Tetapi untuk menuntaskan masalah “father hungry” yang mungkin terjadi, mari disimak artikel di bawah ini.  

“Lapar” akan sosok, peran, dan cinta Ayah bagi sang anak akan menimbulkan dampak psikologis jangka panjang. Sebelum memasuki fase yang terdengar mengerikan tersebut, Anda, para Ayah yang sedang membaca artikel ini mungkin bisa segera meletakkan ponsel, tablet, atau apapun gadget Anda seusai membaca habis artikel ini. Sebab, percayalah, peran Ayah begitu luar biasa dan tidak kalah dari Ibu bagi sang anak hingga ia dewasa.

Ayah yang Mengasuh Seutuhnya Beri Manfaat Positif
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Guelph Canada mengatakan bahwa, keterlibatan Ayah dalam pola pengasuhan terhadap perkembangan anak memiliki pengaruh positif dalam bidang sosial, emosi, fisik, dan kognitifnya.

Penelitian memaparkan, anak yang pengasuhannya melibatkan sosok Ayah, akan memiliki lebih sedikit masalah daripada anak yang tidak memiliki sosok Ayah yang mengasuh dalam proses tumbuh kembangnya. Selain itu, anak yang didampingi sosok Ayah dalam proses tumbuh kembangnya memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik.

Penelitian dari University of Oxford di Inggris menyebutkan bahwa, sosok Ayah yang terlibat dalam membacakan buku cerita, memiliki momen istimewa, tertarik dalam pendidikan, dan mengambil peran yang sama dengan Ibu dalam mengasuh anaknya, akan memiliki anak yang lebih berprestasi di sekolah.

Sosok Ayah untuk Anak Laki-Lakinya
Selain manfaat tadi, peran Ayah memiliki manfaat spesifik untuk perkembangan anak laki-lakinya. University of Oxford melaporkan, anak laki-laki yang memiliki kedekatan dan sosok Ayah yang baik di matanya cenderung dapat menyelesaikan masalah dengan mengendalikan emosinya dan mencari solusi yang lebih baik saat ia tumbuh atau setelah dewasa. Selain itu, sosok Ayah akan membawa sang anak laki-laki sebagai sosok pria dewasa seperti ayahnya, kelak terutama dalam berelasi terhadap lawan jenis yang menjadi pasangannya.

Ayah yang Bukan Sekadar “Cinta Pertama” Anak Perempuannya
Sosok Ayah sudah sewajarnya dan seharusnya menjadi cinta pertama sang anak, terutama anak perempuannya. Sosok Ayah yang dekat dengannya dan memberi citra yang baik dalam tumbuh kembangnya akan membuat sang anak perempuan lebih mandiri, memiliki rasa percaya diri yang baik, dan memiliki relasi lawan jenis yang cenderung lebih baik.

5 Cara Menjadi Ayah Nyata Bukan Sempurna
Tidak ada sosok sempurna di dunia ini, begitupun menjadi seorang Ayah. Anda hanya perlu hadir sepenuhnya saat bersama anak Anda, berbagi peran dengan istri dan coba lima cara berikut ini untuk membangun kedekatan dengan anak Anda:

1. Menjadi pendengar yang baik
Pancinglah dengan selalu menanyakan kabar dan aktivitas anak di hari itu. Lalu, dengarkan dengan antusias dan beri respon layaknya seorang teman. Tahanlah diri untuk memberikan ceramah atau wejangan apabila mendengar hal-hal yang Anda rasa tidak sesuai setelah mereka selesai berbicara. Namun, berikan saran dan arahan terhadap hal yang tidak sesuai tadi dengan cara yang lembut agar anak tetap mau bercerita pada Anda.

2. Beri sentuhan fisik
Sentuhan, sekecil apapun memberi dampak besar bagi anak. Sentuhan dari Anda apalagi sebuah kecupan sebelum tidur akan memberi dampak luar biasa bagi anak Anda. Rangkulan, peluk, ciuman di pipi pasti akan terasa risih saat anak mulai beranjak besar. Namun, jangan berhenti! Batasi saja, wujud kasih sayang Anda bila anak Anda tidak ingin terlihat dicium atau dirangkul di depan publik. Namun, sentuhan Anda adalah tanda bagi anak bahwa mereka dicintai dan merasa aman.

3. Investasi waktu berkualitas
Mungkin Anda tidak memiliki 6 jam penuh untuk anak di hari kerja. Namun, pastikan saat akhir pekan waktu Anda adalah untuk keluarga, cukup dengan hal sederhana saja. Lebih baik, bila Anda membiarkan anak yang memilih aktivitas bersama. Hal ini akan membuat anak merasa, Anda benar-benar memberikan waktu untuknya. Toh, tidak ada hal terbaik di dunia yang bisa diberikan kepada orang yang disayangi selain waktu.

4. “Team Anak”
Jadilah tempat anak Anda berlari. Pastikan Anda selalu di pihaknya saat ia mengalami kesulitan. Dan, jangan asal berbicara saat anak mendapat masalah, “Sudah lupakan saja”, “Kamu ga perlu kayak gitu”, atau “Nanti juga akan selesai”. Pernyataan tersebut justru akan membuat ia merasa Ayahnya apatis atau tidak peduli. Sebaliknya, beri pernyataan dukungan  terlebih dahulu atau paling tidak menghiburnya. Setelah itu, bersikaplah netral dan berikan arahan dengan cara yang lembut atau gunakan analogi saat Anda mengalami hal tersebut. Beri nilai hidup yang positif untuk anak Anda.

5. Hubungan Ayah Ibu yang romantis
Anak yang melihat orang tuanya harmonis, atau ia tidak melihat kedua orang tuanya bertengkar di hadapannya, akan memiliki rasa aman dan bahagia lebih besar daripada anak yang terekspos pertengkaran orang tuanya. Anak juga akan merasa lebih dekat dengan orang tuanya, karena tidak diliputi kecemasan akan emosi orang tua yang menurutnya bisa meledak sewaktu-waktu.  

Akhirnya, it takes two to tanggo, peran asuh Ayah ditentukan dari kepercayaan Ibu untuk memberikan Ayah ruang untuk menjadi Ayah, pun sebaliknya dengan peran Ibu. Sebab, menjadi Ayah kan bukan sekadar penyetor rekening abadi keluarga.

Mulailah di tahun baru ini menjadi Ayah “Jagoan”Mengasuh, Anak Lebih Bahagia!

Baca juga: Pekerjaan Bukan Penghalang Kedekatan  Ayah dengan Anak, Kenali 5 Manfaatnya!

Sumber:

Tim Riset Daya Sehat Sejahtera

Penilaian :

5.0

1 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Farraas A Muhdiar, M.Psi. M.Sc

Psikolog Klinis Anak & Remaja

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS