Dirilis

17 Januari 2019

Penulis

Tim Penulis Daya Sehat Sejahtera

Stres tidak selalu berubah menjadi tekanan batin. Stres dapat membuat Anda menjadi pribadi yang lebih bersemangat. Bagaimana stres bisa membuat pribadi lebih bersemangat?

Seperti banyak hal yang memiliki dua sisi, stres pun tidak selamanya memberikan pengaruh buruk bagi jiwa dan raga Anda. Para ahli kejiwaan mendefinisikan stres sebagai respons alami tubuh terhadap perubahan yang diterima diri, yang mengakibatkan meningkatnya tuntutan personal. Sayang, istilah “stres” sering digunakan untuk menggambarkan situasi yang meresahkan dan mencemaskan.  Padahal, ada dua jenis stres, yang disebut eustres (stres baik) dan distres (stres buruk).

Bagaimana membedakan kedua jenis stres ini dan mengelolanya dengan baik untuk kesehatan mental Anda?

1. Mengenal stres baik (eustres)
Stres berkutub positif ini mampu membangkitkan motivasi dan membuat energi Anda lebih terpusat. Biasanya, eustres terjadi dalam jangka pendek dan terasa menyenangkan. Anda memandang eustres sebagai sesuatu yang masih dapat ditangani dengan kemampuan diri sendiri. Efeknya, eustres dapat memacu Anda mencapai performa lebih baik atau berperilaku lebih bersemangat.

Salah satu bentuk eustres di antaranya adalah menjalani pekerjaan baru, berhubungan dengan orang baru, mendapatkan promosi kerja, menikah, melahirkan anak, pergi berlibur, pensiun dan pencapaian lainnya.

2. Mengenal stres buruk (distres)
Di sisi lain, stres berkutub negatif dipandang sebagai sesuatu yang ada di luar jangkauan dan kemampuan diri untuk menghadapinya. Stres buruk ini dapat terjadi dalam jangka waktu pendek maupun panjang. Tentu distres memberikan perasaan tidak menyenangkan dan menyebabkan kecemasan maupun ketakutan. Pada penanganan yang tidak tepat atau tidak tuntas, distres dapat berkembang semakin buruk menjadi depresi, masalah kesehatan mental dan gangguan kesehatan secara fisik.

Distres dapat terjadi akibat kejadian personal maupun pengaruh dari lingkungan luar. Distres umumnya terjadi saat Anda tertimpa kemalangan dan mengalami kehilangan, misalnya kematian keluarga dekat, perceraian, dipecat dari pekerjaan, mengalami pelecehan atau penindasan dan menderita penyakit serius. Distres juga bisa terjadi karena ketakutan dan kecemasan berlebihan, ekspektasi tidak realistis, dan pola hidup yang tidak sehat (baik secara fisik maupun mental), sehingga membebani tubuh serta pikiran Anda.

Bagaimana stres baik dapat berubah menjadi stres buruk?

Eustres bisa saja berganti wajah menjadi distres ketika Anda menghadapinya berlebihan, tidak sesuai dengan kemampuan yang ada. Sebuah istilah bernama burnout, adalah contoh sederhana bagaimana kondisi stres baik berubah menjadi stres buruk. Perubahan ini bisa terjadi di antaranya karena:
  • Ketidakseimbangan antara menghadapi eustres dengan waktu istirahat dan bersenang-senang
  • Kurang atau tiadanya dukungan secara sosial terhadap kondisi eustres, misalnya Anda mendapatkan promosi kerja, namun orang-orang sekitar membicarakannya dan tidak senang dengan posisi Anda

Anda sendiri yang mengerti batasannya, kapan waktunya menarik diri dan tidak membiarkan diri tenggelam dalam “tantangan” yang ditawarkan oleh deretan stres baik yang giat mendongkrak energi dan motivasi Anda.

Lantas, bagaimana membuat stres buruk bertransformasi menjadi stres baik?

Sebaliknya, ada sebagian stres buruk yang dapat Anda alihkan menjadi stres baik. Kembali lagi kepada pemahaman stres, bahwa ia adalah sebuah pandangan, sehingga perubahan dapat terjadi dengan menggeser cara pandang Anda. Saran terbanyak yang terlontar adalah “Perlakukan masalah sebagai sebuah tantangan dan kesempatan menjadi lebih baik”, yaitu menanamkan pemikiran bahwa Anda dapat melalui stres tersebut.

Ada beberapa kondisi stres yang sulit dihindari dan memang harus dijalani sebagai bagian dari dinamika kehidupan. Dengan mengenali tipe stresor atau penyebab stres, kepribadian diri sendiri, dan kemampuan, serta dukungan yang dimiliki, Anda mampu merancang sebuah strategi pengelolaan stres komprehensif. Dengan demikian, Anda bisa mengatur manfaat dan meminimalkan risiko stres sebaik mungkin.

Semangat! Beri resolusi 2019 menjadi seseorang yang bisa kelola stres dengan baik.

Sumber:

Tim Riset Daya Sehat Sejahtera

Penilaian :

0.0

0 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Farraas A Muhdiar, M.Psi. M.Sc

Psikolog Klinis Anak & Remaja

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS