Akibat Skoliosis Bukan Hambatan untuk Berolahraga

Dirilis

18 Januari 2019

Penulis

Indonesia Sports Medicine Centre (ISMC)

Narasumber

Atik Susilowati

Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga

Sekilas, Atik Susilowati terlihat seperti ibu-ibu berusia lanjut, 69 tahun, pada umumnya. Tapi perhatikan lagi saat ia mulai berolahraga. Semangatnya itu lho, tidak kalah dengan wanita-wanita yang berusia lebih muda. Padahal, ia menderita rasa sakit akibat skoliosis.

Atik adalah seorang ibu rumah tangga. Ia memiliki 2 orang anak. Sehari-hari ia membantu kedua anaknya menjalankan usaha restoran dan salon kecantikan.

Di sela-sela kesibukan, Atik menyempatkan diri terapi di ISMC, Klinik Spesialis Olahraga di Kemang, Jakarta Selatan. Ia ingin mengurangi rasa sakit akibat skoliosis yang dialaminya sejak lama. Rasa sakit yang bersumber dari bawaan genetik dan dipicu oleh tumpuan yang tidak seimbang saat menjalankan aktivitas sehari-hari.

Atik telah menjalankan terapi lebih dari 1 tahun. Ia begitu semangat dan setia menjalani terapi. Dengan melakukan terapi ini, ia merasakan perubahan sehingga tidak begitu merasakan sakit seperti keadaan sebelumnya.

Faktor Genetik dan Degeneratif
Skoliosis adalah gangguan kesehatan yang ditandai dengan kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang. Dalam skoliosis, ada penyimpangan dari sumsum tulang belakang dari lokasi garis tengah normal, sehingga tulang belakang berbentuk C atau S.

Selain faktor genetik, skoliosis yang dialami Ibu Atik juga terpicu oleh penurunan fungsi (degeneratif), di mana skoliosis ini terjadi pada orang dewasa dan biasanya disebabkan arthritis, penurunan fungsi cakram, kelemahan ligamen tulang belakang, dan keropos tulang atau osteoporosis.

Atik juga mengeluhkan pada nyeri sendi pada  lutut atau biasa disebut dengan osteoarthritis.

Sebelum melakukan terapi di ISMC, Atik sudah melakukan perawatan di beberapa Rumah Sakit (RS) yang ditangani oleh para dokter ternama di Jakarta. Ia juga pernah bertemu dengan ahli orthopedic, yang kemudian menyarankan untuk mendapatkan penanganan fisioterapi khusus masalah ini.

Atik memilih untuk tindakan terapi mengikuti saran dokter dan mengikuti saran kerabat yang melarang untuk terlalu banyak minum obat maupun tindakan operasi. Melalui fisioterapi medis dibawah pengawasan dokter spesialis kedokteran olahraga, Atik merasakan perbaikan yang sangat signifikan.

“Sudah satu tahun lebih saya menjalani fisioterapi di ISMC untuk mengurangi rasa sakit dari skoliosis ini. Setelah terapi, saya merasakan badan tidak kaku lagi, lutut yang biasanya sakit sekarang sudah lebih baik,” kata Atik.

Selama di ISMC, Atik menerima terapi berupa latihan ringan seperti bersepeda statik, berjalan santai di treadmill dan latihan lainya, di bawah pengawasan tenaga terapis dan dokter. Latihan tersebut berguna untuk melenturkan otot yang kaku serta meningkatkan fleksibilitas.

Berkat latihan tersebut, sekarang ia sudah mampu melakukan senam sederhana dan dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa ada rasa sakit. Atik juga membuktikan, usia bukan penghalang untuk tetap aktif, selama ada niat untuk melakukan perubahan.

Penilaian :

5.0

4 Penilaian

Kisah Sukses Lainnya

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS