Awalnya Usaha Sampingan, Jadi Sumber Kehidupan

Dirilis

08 Oktober 2018

Penulis

Tim Penulis Daya Tumbuh Usaha

Pengusaha

Eka Maisyaroh

Jenis Usaha

Produsen Bolu Pisang

Selepas sang suami diberhentikan dari pekerjaannya, Eka Maisyaroh berinisiatif membantu mencari nafkah dengan membuat bolu pisang. Usaha “Putri” bolu pisang, diambil dari nama anak sematawayangnya, membawa perubahan besar bagi keluarga Eka Maisyaroh.

 

Inspirasi Bisa Datang Dari Mana Saja

Sejak suaminya diberhentikan dari pekerjaan, Eka mencoba berjualan aneka kue untuk membantu perekonomian keluarga. Aneka kue yang dijual antara lain donat, pastel, risol, dan jenis makan lainnya di warung tetangga. Ia bertekad tetap menjalankan usaha ini meski hasil jualannya dinilai masih belum bisa menopang perekonomian keluarga. 

Awal ketertarikannya pada usaha bolu pisang (bolpis) adalah ketika ia mencicipi bolpis buatan tetangganya. Rasanya yang enak dan wangi menginspirasi Eka untuk mulai mencoba-coba resep untuk membuat bolpis sendiri. Di awal usahanya, Eka menjual 9 loyang yang dipotong-potong menjadi 12 buah dan dijual dengan harga Rp1.000 per potong ke warung tetangga. Hasilnya tidak terduga, bolpis tersebut habis dan banyak diminati oleh warung-warung lain untuk dijual. 

Seiring waktu, bolpis Eka tidak hanya dijual di warung tapi juga di pabrik-pabrik. Dari penjualan 9 loyang meningkat hingga mencapai lebih dari 80 loyang per hari. Merasa kewalahan memenuhi pesanan, Eka memutuskan untuk menambah karyawan. Saat ini, Eka dibantu oleh 10 orang karyawan dari lingkungan sekitar. Pembagian tugas kerja berdasarkan tingkat keahlian dan tenaga. Dua pekerja pria bertugas menyiapkan adonan, sedangkan pekerja wanita terbagi dalam tugas yang berbeda, mulai dari mencetak adonan, memasukannya ke dalam oven, menghias kue, dan mengemas kue. Jika ada pesanan meningkat, tak jarang Eka meminta bantuan keluarga terdekatnya untuk membantu membeli bahan baku dan pengiriman barang. 


 

Menjaga Hubungan Dengan Karyawan & Reseller

Bagi Eka, karyawan dan reseller merupakan kunci keberhasilan usahanya. Kedekatan dengan karyawan akan membangkitkan semangat dan loyalitas yang tinggi untuk bekerja sehingga usaha akan maju. Untuk menjaga kedekatan dan loyalitas karyawan, Eka senantiasa melakukan kegiatan-kegiatan yang mempererat hubungan dan memotivasi karyawannya seperti diajak piknik beserta keluarga setiap tahun, didaftarkan BPJS, dan mengikuti pengajian bulanan. 

Untuk reseller, Eka menerapkan pembayaran setelah bolpis laku terjual agar resellernya tidak terkendala modal. Ia juga tidak mau membuat gerai sendiri kendati hal ini bisa dilakukan agar reseller dapat tumbuh dan berkembang. Menurutnya, bisnis harus mampu bermanfaat bagi orang lain (reseller).


 

Inovasi Produk

Keunggulan dari bolpis Eka memang terletak dari rasa, bahan, inovasi, dan warna yang dipertahankan yaitu coklat, keju, dan moccachino. Pada tahun 2010, usaha bolpis Eka mulai mendapat pesaing, akan tetapi ia tidak risau dengan hal itu dan tetap optimis usaha bolpisnya akan dapat terus berkembang, selain itu kualitas bolpis Eka tetap terjaga dengan menggunakan bahan alami, tidak pakai pengawet, pisang asli, inovasi kue ulang tahun, serta inovasi topping. “Saya pengen sesuatu yang murni, tanpa bahan pengawet dan tentunya menyehatkan,” imbuh Eka

Eka terus berusaha untuk menciptakan inovasi yang berbeda setiap tahunnya. Inovasi dari rasa, model, desain, ukuran, serta kemasan. Awalnya kemasan bolpis hanya menggunakan kotak dan dus, sekarang sudah menggunakan mika panjang maupun kecil. Saat ini bolpis Eka memiliki 9 rasa (coklat, mochacino, strawberry, blueberry, keju, coklat keju, mochacino strawberry, keju mochacino, blueberry keju, kenari dan wijen).  Bahkan Bolpis juga dapat dipesan dalam 3 atau empat rasa yang digabung. 

Selain inovasi rasa, Eka juga melakukan pengembangan produk dengan menerima pesanan kue ulang tahun dan parcel yang berbahan dasar bolu pisang yang juga menjadi andalan dalam usaha ini. Eka belajar pengembangan usaha secara otodidak dari pengalaman dan pelatihan wirausaha yang pernah ia ikuti. Promosi dari mulut ke mulut masih ia manfaatkan terutama di pengajian, sekolah TK maupun SD, dan pabrik.


 

Usaha Tak Lepas Dari Kendala

Meski sudah dibilang sukses, Eka mengaku usahanya ini bukan tanpa kendala. Awalnya ia sering kesulitan menemukan pisang ambon sebagai bahan baku, sehingga harus mencari ke berbagai tempat sampai ke Jonggol, Cileungsi, Cisalak, dan Pasar Anyar. Pisang ambon dipilih karena memiliki wangi yang khas sehingga tidak perlu pewangi makanan buatan. Kendala pisang musiman, pisang mentah atau terlalu matang menjadi penghambat produksi terutama ketika pesanan sedang banyak. Pantang menyerah dan solusi pun terus dicari. Bahkan sekarang Eka sudah memiliki link penjual pisang ambon yang tersebar diberbagai daerah sentra pisang untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pisang ambon. 

Selain itu harga bahan-bahan pembuatan bolpis juga terus naik, namun Eka tak lantas menaikan harga jual. Eka berpikir, jika harga bolu dinaikan, jumlah bolu yang terjual akan berkurang dan berdampak buruk bagi usahanya yang menjadi sandaran hidup bagi banyak orang, bukan hanya bagi Eka. Oleh karena itu, selama kondisinya masih bisa ditangani, Eka memilih untuk menekan keuntungan. Dengan demikian, Eka yakin produksi akan bertahan karena hal yang paling tidak diinginkan Eka adalah Bolu Pisang Putri berhenti berproduksi.

Saat ini, omzet penjualan bolpis buatan Eka sudah mencapai 200 loyang per hari termasuk pesanan kue ulang tahun sekitar 5-15 buah atau sekitar Rp7.460.000 per hari. Ia selalu menyakinkan ke pelanggan dan resellernya bahwa: “kue yang mahal dan enak banyak, tapi yang enak dan harga terjangkau jarang, hanya ada di Putri Bolu Pisang,”. Pemasaran produk Putri bolu pisang saat ini baru terbatas pada wilayah Bogor dan Jakarta. Bolpis juga sudah bisa dipesan melalui gojek dan layanan antar jemput, seperti ke Cililitan.  

Penilaian :

5.0

3 Penilaian

Kisah Sukses Lainnya

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS