Krisis 1998 Membuat Wanita ini Sukses Menjalankan Usaha Hingga ke Luar Negeri

Dirilis

26 April 2019

Penulis

Majalah Franchise Indonesia

Pengusaha

Lian Tje

Jenis Usaha

Pemilik Distributor Elektronik

Siapa bilang perempuan hanya berada di “belakang layar”. Wanita ini salah satu buktinya. Sebelum terjun menjadi pebisnis, ia pernah bekerja di perusahaan dengan bisnis serupa. Yang lebih mencengangkan, wanita lulusan sarjana akuntansi YAI (Yayasan Administrasi Indonesia) ini justru memulai bisnisnya di saat masa krisis tahun 1998 lalu. 

Lian Tje, pemilik PT Megah Sakti Mandiri (MSM) ini mampu mengubah bencana menjadi peluang bisnis, yang nyatanya mampu berkembang sebesar sekarang. MSM sendiri merupakan perusahaan pemasok peralatan elektronik untuk berbagai perusahaan lainnya. 

“Bisnis saya dimulai dari modal keberanian dan tekad, karena seperti biasa, seorang perantau di negeri orang harus bisa bertahan, eksis, dan survive. Jadi semangat dan tekad perantau seperti saya itu biasanya lebih besar dari orang yang tinggal disitu. Itulah motivasi saya,” ungkap wanita kelahiran Bangka ini.
Krisis yang terjadi di tahun 1998 membuat perusahaan di tempatnya bekerja kala itu dilanda kebangkrutan. Dengan modal tidak banyak, sekitar Rp5 juta, Lian, biasa ia dipanggil memberanikan diri membuka bisnis serupa di daerah Mangga Dua, Jakarta.

Dikarenakan sebelumnya ia bekerja di bagian pengadaan, Lian mengenal cukup banyak klien dan sumber pembeli produk. Perlahan tetapi pasti, bisnisnya berkembang hingga dia sukses meraih ratusan klien, bahkan merilis merek produk eletronik sendiri melalui kerja sama dengan pabrikan di China.

Lian masih ingat betul bagaimana dirinya sedikit demi sedikit membangun usaha ini. Butuh waktu hingga 5-6 tahun untuk mengangkat nama MSM agar bisa dikenal luas oleh banyak perusahaan, pengembang, maupun grup hotel terkemuka. 

Pertama kali, Lian menggarap proyek memasok produk elektronik untuk dijadikan hadiah oleh sebuah perusahaan asal Malaysia yang menjual produk penyaring air dengan hadiah blender, kipas angin, dan sebagainya.

Pelanggan adalah orang yang menghidupi perusahaan
Bagi Lian pendekatan dengan persahabatan itu penting, dirinya menjadikan pelanggan itu sebagai sahabat. “Dengarkan pelanggan, apa yang dia cari, berapa anggarannya, apa yang bisa kita berikan, berikan pelayanan terbaik dan profesional. Pelanggan itu menghidupi perusahaan ini, maka seluruh karyawan harus paham, mereka digaji oleh pelanggan,” imbuhnya. 

Belakangan, ia dikenal sebagai pemasok hadiah-hadiah elektronik untuk perusahaan besar seperti BCA, Nutricia, Kapal Api, dan Grup Astra. “Saya memasok program Hadiah Kapal Api untuk 300 cabang distributornya setiap akhir tahun,” ujarnya.

Industri apartemen dan perhotelan pun digarapnya. Proyek pertamanya di Spring Hill Kemayoran. Di kompleks apartemen dan perkantoran yang terdiri dari tujuh menara itu, dia memasok ribuan televisi, AC, kulkas, pemanas air, sampai tempat cuci piring.

Sekitar 200 hotel telah menjadi klien dari MSM, mulai dari Aston, Fave, Santika, Accor, Ritz Carlton, dan masih banyak lagi. Belum lagi apartemen dan perkantoran yang juga banyak memakai jasanya. 

Ia menggandeng berbagai pabrikan besar dengan menjadi distributor utama. Merek yang digandeng MSM antara lain LG, Sharp, Samsung, Panasonic, Modena, dan Daikin. “Ada tujuh merek utama yang kami pegang. Tetapi, sebenarnya kami suplai berbagai merek, tergantung permintaan pelanggan,” tuturnya. 

Beri solusi kebutuhan pelanggan
Keunggulan lain MSM, imbuhnya, bisa memberikan solusi kebutuhan klien. Ia tidak hanya menyodorkan produk, tetapi juga kerap memberikan merek alternatif sesuai dengan anggaran klien. “Misalnya, hotel bintang 2 lebih cocok menggunakan solusi elektronik dari merek A,” dia memberi gambaran.

Berjalannya waktu Lian juga siap memperkuat merek produknya sendiri, yakni FLC. Beberapa tahun terakhir dia memang mengembangkan merek tersebut dengan lini produk antara lain kulkas, pengering rambut, brankas, tempat tisu, tempat sampah, dan berbagai produk pelengkap kebutuhan interior hotel lainnya. 

Dia mengarahkan FLC untuk berbagai proyek hotel dan apartemen segmen menengah bawah. Merek yang diproduksinya bekerja sama dengan pabrikan di China itu pun cukup sukses. Tahun 2016 saja, MSM sudah menyuplai merek FLC ke lebih dari 15 hotel.

Jaga pelayanan dan kualitas
Meski persaingan di bisnis ini cukup ketat, namun Lian bersama MSM selalu konsisten dengan menjaga pelayanan dan kualitas, serta purna jual yang didukung penuh oleh principal. “Menjaganya hubungan dilakukan dengan cara seperti bertemu bersama, makan dan berbincang bersama, sehingga menjadi sahabat dengan mereka,” lanjutnya. 

Pertumbuhan MSM juga sangat baik, Lian menyebutkan bisa tumbuh rata-rata 10%-20% per tahun. Dirinya saat ini juga sedang menggodok program MSM-2020 dengan merumuskan goal dan strategi sampai tahun 2020. “Ada sekitar 4 langkah yang kita rumuskan dalam hal ini. Diantaranya itu intensifikasi, ekstensifikasi, differensiasi, dan ekspansi. Semoga semuanya berjalan sesuai rencana, sehingga MSM mampu terus tumbuh dan berkembang,” pungkasnya. 

 

Penilaian :

4.0

4 Penilaian

Kisah Sukses Lainnya

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS