Dirilis

16 Juli 2018

Penulis

Tim Daya Tumbuh Usaha

Belakangan ini politik identik dengan konflik. Maka itu, wajar saja jika ada yang khawatir akan terjadi sentimen negatif terhadap industri investasi, termasuk terhadap bursa saham.  

Tapi, jika melihat masa Pilkada 2018, sepertinya kita masih bisa berharap akan hal yang lebih baik. Meski begitu, sebaiknya Anda tetap menimbang dengan matang bila berniat berinvestasi di bursa saham selama tahun politik.

1. Cari Tahu Saham Apa yang Punya Peluang Baik
Jangan malas untuk melakukan riset. Riset akan memberi Anda banyak informasi tentang kondisi bursa saham terkini. Selain itu, riset juga dapat mencari tahu saham apa yang memiliki peluang untuk memberikan hasil paling optimal. Menurut Eko Endarto, seorang perencana keuangan dari Finansial Consulting, seperti yang dijelaskannya kepada situs Kontan.co.id, Anda sebaiknya memilih saham blue chips. Dalam bursa saham, blue chips mengacu pada saham dari perusahaan besar yang punya pendapatan stabil dan memiliki aset banyak.

2. Rajin Memeriksa Pergerakan IHSG
Selain riset tentang segala informasi terkait bursa saham, Anda juga dianjurkan untuk terus memeriksa pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pasalnya, meski investasi saham masih dapat menjadi andalan tahun ini, investor perlu mewaspadai situasi menjelang Pemilu Presiden (pilpres) 2019. Biasanya, IHSG berpotensi cenderung melemah setahun sebelum pilpres.

Teddy Oetomo, Head of Intermediary Business Schroders Investment Management Indonesia, mengatakan kepada Kontan.co.id, pilpres tahun depan diprediksi akan mendorong konsumsi pemerintah maupun rumah tangga. Harga komoditas yang cukup stabil sejak 2017 juga akan berdampak pada sektor konsumsi, yang mana hal ini dapat menopang pergerakan IHSG tahun ini. Oleh karena itu, Anda disarankan terus memantau IHSG. Cukup mengetik keyword IHSG pada Google dan Anda sudah bisa memantaunya.

3. Akumulasi Saham pada Semester 1/2018
IHSG memang diprediksi akan tetap tinggi. Namun, ternyata hal tersebut dikatakan oleh Eko Endarto hanya akan berlangsung selama semester 1/2018. Setelah itu biasanya IHSG akan menurun. Oleh sebab itu, ia menyarankan bahwa setelah semester 1/2018, investor bisa melakukan akumulasi saham ketika terkoreksi. Kabar baiknya, Eko memandang perkembangan pembangunan dan GDP Indonesia cukup positif untuk mendukung kinerja investasi di bursa saham.

4. Memasuki semester 2/2018, pindah ke instrumen lain
Lalu, apa yang harus Anda lakukan pada semester 2/2018? Anda yang biasa menempatkan dana di saham bisa berpindah ke instrumen investasi lain, misalnya deposito atau emas. Kedua instrumen investasi ini masih berpeluang bagus hingga 2019 nanti. Baru pada tahun 2019 nanti, Anda bisa kembali fokus berinvestasi di bursa saham. Pasalnya, siapa pun presidennya nanti, biasanya kondisi pasar akan kembali naik.

5. Jangan ragu bertanya ke yang lebih ahli
Jangan ragu bertanya kepada pihak yang lebih ahli untuk membantu Anda dalam berinvestasi di bursa saham selama tahun politik ini. Banyak orang yang akan meminta bantuan broker saham untuk memantau lajur IHSG, sehingga mereka tahu kapan harus menjual saham. Jika ada teman atau keluarga yang sebelumnya sudah melakukan hal serupa, Anda juga bisa bertanya kepada mereka. Selain itu, Anda juga dapat bergabung dengan forum atau komunitas untuk mendapat lebih banyak informasi.

Itulah beberapa tips yang bisa Anda terapkan agar bisa sukses berinvestasi di bursa saham selama tahun politik. Semoga Anda bisa mendapat keuntungan yang diinginkan.

Sumber:

Diolah dari berbagai sumber

Penilaian :

0.0

0 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Ari Handojo

Business Coach

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS