Dirilis

06 April 2023

Penulis

Afifah Ika Kurniawati

Membuat lubang resapan biopori di halaman adalah salah satu usaha agar terhindar dari banjir. Karena, salah satu penyebab banjir adalah minimnya ruang resapan air.

Bagi Anda yang tinggal di daerah rentan banjir, Anda mungkin sudah jengkel dengan kata ini. Maka itu, yuk, simak tips dalam membuat lubang biopori di bawah ini.

 

Apa Itu Lubang Biopori?

Arti kata biopori menurut KBBI adalah lubang buatan pada tanah yang diisi sampah organik untuk resapan air. Istilah biopori, pada dasarnya, mengacu pada lubang atau saluran kecil yang terbentuk di bawah tanah dan dihasilkan dari aktivitas organisme atau makhluk hidup, seperti cacing, rayap, akar tanaman, dan sebagainya.

Kemudian, konsep ini dikembangkan oleh Ir. Kamir Raziudin Brata, M.Sc untuk menciptakan Lubang Resapan Biopori (LRB). Lalu, mengapa Lubang Resapan Biopori dianggap penting? Membuat lubang resapan biopori penting karena metodenya yang sederhana, murah, dan mudah dilakukan untuk mengatasi banjir.

 

Apakah Saja Komponen Lubang Biopori?

Lubang resapan biopori terdiri dari 4 komponen, yaitu:

  1. Lubang silindris yang dibuat secara tegak lurus (vertikal) ke dalam tanah.
  2. Diameter lubang sebesar 10-25 cm. Apabila diameter kurang dari 10 cm, memasukkan sampah ke dalam lubang akan menjadi lebih sulit. Selain itu, ukuran ini akan membuat tikus enggan masuk. Meskipun masuk, tikus tidak bisa berbelok.
  3. Kedalaman lubang sekitar 100 cm atau tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah pada tanah dengan permukaan air tanah dangkal. Kedalaman ini diperuntukkan agar sampah dapat segera diolah oleh organisme tanah sebelum mengalami pembusukan yang menghasilkan gas metan. Dengan kedalaman ini, air dapat mengalami proses bioremediasi sebelum masuk ke dalam air tanah.
  4. Sampah organik yang diisi ke dalam lubang. Sampah organik tersebut dapat berupa daun-daunan untuk membuat kompos yang dapat dipanen setelah beberapa minggu.


Baca Juga: Berkompromi dengan Sampah 

 

5 Tips Membuat Lubang Biopori

Ketika membuat lubang resapan biopori, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan. Berikut adalah tips dalam pembuatan lubang resapan biopori.

 

1.    Pilihlah Jenis Tanah, Lokasi, Waktu, dan Jumlah Biopori yang Tepat untuk Hasil yang Maksimal

  • Jumlah Idealnya setiap 100 m2 luas lahan dibuat 30 titik dengan jarak 0,5 - 1 meter.
  • Waktu yang paling baik untuk membuAt lubang resapan biopori adalah ketika puncak musim penghujan. Tujuannya agar diketahui kedalaman muka air tanah.
  • Pilihlah tanah yang cukup datar dan dapat menyerap air. Tidak direkomendasikan untuk memilih tanah yang curam, miring, atau dekat dengan jurang. Selain itu, hindari tanah yang dekat dengan septic tank dan tempat penimbunan sampah. Perhatikan juga jarak lubang resapan biopori dengan pondasi bangunan. Pastikan jarak antara keduanya adalah minimal 1 meter.
  • Lokasi lubang resapan biopori dimana air akan berkumpul secara alami. Selain itu, lokasi Lubang Resapan Biopori sebaiknya tidak di daerah yang sering dilalui banyak orang. Hal ini dapat mencegah orang terperosok ke dalam lubang dan mencegah rusaknya penutup biopori. Lokasi yang dapat dipilih untuk membuat lubang resapan biopori, yaitu dasar selokan, dekat pohon, di dasar pekarangan rumah atau kebun, batas taman, ataupun lokasi yang dilalui air hujan.


 

2.    Maksimalkan Barang di Rumah untuk Berhemat

Ketika membuat lubang resapan biopori, tentunya dibutuhkan alat dan bahan. Biaya yang dikeluarkan juga terjangkau karena tidak membutuhkan banyak alat. Selain itu, kebanyakan alat dan bahan yang dibutuhkan memang sudah umumnya ada di rumah, seperti bor tanah atau linggis, sampah organik, air, dan pipa plastik berdiameter 10 cm beserta penutup pipa yang sudah dilubangi.

 

3.    Pilihlah Sampah yang Tepat, Hindari Memasukkan Sampah Anorganik

Sampah yang dimasukkan ke dalam Lubang Resapan Biopori tidak sembarangan, lho. Sampah yang baik untuk dipilih adalah sampah organik. Di tempat ini, Anda juga bisa manfaatkan sebagai tempat pengomposan. Sampah organik tersebut, seperti sampah kebun (daun kering, ranting pohon, sisa tanaman, potongan rumput), sampah dapur (sisa sayur dan buah, tulang ayam dan ikan), serta sebagai bahan pulp seperti karton dan kertas. Selain itu, sampah anorganik tidak diperbolehkan untuk dimasukkan karena tidak dapat terurai. Contoh sampah anorganik adalah kaleng, kaca, logam, dan plastik.

Baca Juga: Simak Cara Pengolahan Limbah Plastik yang Baik dan Benar 

 

4.    Isilah Lubang Secukupnya

Di dalam lubang, pastikan sampah terisi dengan diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu padat. Tujuannya, yaitu agar organisme tanah pembentuk biopori mendapatkan oksigen yang cukup.

Tips ketika mengisi lubang dengan sampah organik: tempatkan sampah dapur di dasar lubang dan letakkan sampah kebun di atasnya. Dengan cara ini, bau tidak sedap akan berkurang. 

 

5.    Lakukan Pemeliharaan Lubang Resapan Biopori secara Rutin

Setelah mengisi lubang resapan biopori, anda perlu melakukan pemeliharaan setiap 3 bulan. Seiring berjalannya waktu, lubang yang sudah terisi sampah organik akan berkurang jumlahnya. Apabila jumlahnya berkurang, Anda dapat mengisi lubang tersebut dengan sampah organik lebih banyak. Setelah kurang lebih 3 bulan, ulangi proses pengisian lubang dengan mengeluarkan kompos terlebih dahulu.

Itulah beberapa informasi mengenai tips membuat Lubang Resapan Biopori. Tidak sulit bukan? Lakukan tips-tips tersebut agar terhindar dari banjir. Selain tips membuat biopori, daya.id juga memberikan tips-tips lainnya. Segera log in ke daya.id dan manfaatkan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.8

11 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Dea Indah Riani Putri

03 Juni 2023

Infonya bermanfaat

Balas

. 0

Dea Indah Riani Putri

03 Juni 2023

Infonya bermanfaat

Balas

. 0

Hendratno

07 April 2023

WooW Keren

Balas

. 0

Dedy rachim

06 April 2023

👍

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS