Dirilis

26 Juni 2023

Penulis

Neysa Nadia, M.Psi., Psikolog (Tim Arsanara Development Partner)

Saat liburan, anak umumnya memiliki waktu luang yang lebih banyak, apalagi jika liburan berlangsung cukup lama dan orang tua tidak bisa mendampingi anak setiap saat karena memiliki kesibukan lain. Di satu sisi, mungkin orang tua juga ingin memberikan anak kesempatan untuk bersantai saat liburan, sehingga banyak aturan yang lebih longgar. 

Akan tetapi, banyak studi menunjukkan bahwa penggunaan gawai yang berlebihan berpotensi mengganggu kesehatan fisik dan kesehatan mental anak, sehingga perlu dilakukan upaya untuk mencegah anak menghabiskan waktu terlalu lama di depan layar. Selain itu, jika ketika liburan anak terlalu “lepas” dan bebas tanpa aturan, dikhawatirkan anak akan mengalami kesulitan beradaptasi selepas liburan.

Meskipun sangat mungkin memberikan dampak-dampak negatif, riset-riset menunjukkan bahwa gawai perlu dijadikan kawan, bukan lawan. Anak-anak yang terlalu dikekang dan sama sekali tidak diizinkan untuk menggunakan gawai justru lebih berpotensi untuk menjadi kecanduan, karena tidak terbiasa mengelola diri saat menggunakan perangkatnya. Penggunaan gawai dapat bermanfaat jika dilakukan dengan tepat dan seimbang.

 

Tips Penggunaan Gawai Anak

Beberapa tips di bawah ini dapat dilakukan untuk memastikan penggunaan gawai anak tetap pada batas yang sehat selama liburan:

 

1.    Sepakati batasan waktu


Tetapkan batasan waktu harian yang wajar untuk penggunaan layar saat liburan, seperti penggunaan televisi, komputer, tablet, atau ponsel. Anda dapat menyesuaikan batasan ini sesuai dengan usia anak dan kebutuhan keluarga. Untuk anak di bawah 5 tahun, American Association of Pediatrics menyarankan hanya 1 jam sehari. 

Umumnya, penggunaan gawai lebih dari 2 jam setiap hari pada anak usia dini bisa berpotensi berdampak negatif bagi perkembangan fisik, bahasa, dan emosional anak. Untuk anak berusia di atas 5 tahun, tidak ada aturan yang ketat mengenai konten, selama durasi ini disepakati bersama dan kontennya bermanfaat.

 

2.    Pantau konten yang dikonsumsi

Pastikan anak menghabiskan waktu di layar dengan konten yang sesuai untuk usia mereka dan mendukung perkembangan positif. Awasi konten yang mereka akses dan lakukan penilaian berdasarkan nilai-nilai dan standar keluarga. Pelajari aplikasi-aplikasi yang umum digunakan oleh anak-anak yang seusia dengannya, karena generasi alpha sangat mungkin lebih menguasai teknologi daripada orang tuanya. Ajarkan anak untuk melihat panduan usia pada permainan, aplikasi, maupun film yang mereka saksikan.

 

3.    Tetapkan jadwal dan area bebas-gawai

Tentukan waktu di mana semua anggota keluarga tidak menggunakan gawainya, seperti saat makan bersama, pergi ke luar bersama-sama, atau saat ada acara keluarga. Hal ini bisa membantu mengajarkan anak untuk menyeimbangkan dunia digital dengan dunia nyata. 

 

4.    Tawarkan kegiatan lain yang menyenangkan

Dorong anak untuk terlibat dalam kegiatan yang bermanfaat di luar penggunaan layar, seperti membaca buku, bermain olahraga, menggambar, bermain board game, atau berinteraksi dengan teman dan anggota keluarga. Cari aktivitas yang sangat disukai anak, sehingga tanpa sadar anak menghabiskan banyak waktu tanpa perangkatnya. Libatkan anak dalam proses memiliki aktivitas ini, supaya anak merasa memiliki kontrol atas hidupnya.

 

5.    Alihkan penggunaan gawai menjadi sesuatu yang positif dan produktif

Orang tua, misalnya, dapat mendaftarkan anak les coding atau les menggambar digital, mengajarkan anak mengedit video, atau menugaskan proyek-proyek tertentu; seperti melakukan riset mengenai destinasi liburan yang ingin dituju atau mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang anak miliki. Dengan demikian, anak akan belajar bahwa jika digunakan dengan bijak, gawai justru dapat menjadi sangat bermanfaat.

 

6.    Menjadi contoh yang baik


Ingatlah bahwa anak cenderung meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk membatasi penggunaan layar mereka sendiri dan menunjukkan ketertarikan pada kegiatan yang tidak melibatkan layar. Saat orang tua menetapkan aturan bebas-gawai, misalnya di area meja makan, orang tua berarti juga perlu melakukan hal yang sama.

 

7.    Bicarakan dengan anak tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara penggunaan layar dan kegiatan lainnya

Diskusikan batasan dan aturan yang ditetapkan secara terbuka, dan ajak anak untuk berbagi pemikiran dan perasaan mereka tentang penggunaan layar. Lakukan diskusi ini dengan dua arah dan dengan tenang. Dengarkan pendapat anak dan coba cari jalan tengahnya, agar aturan yang dibuat oleh orang tua dapat terinternalisasi dengan baik oleh anak dan ia praktikkan hingga dewasa.

Selain untuk beristirahat, waktu liburan juga dapat digunakan untuk meningkatkan bonding dengan anggota keluarga dan mempelajari hal-hal baru di luar pengetahuan akademis yang ia pelajari di sekolah. Jadi jangan sampai anak hanya menghabiskan waktu liburannya di depan layar, ya!

Jika Anda masih memiliki pertanyaan seputar psikologi anak, keluarga, karier atau psikologi klinis lainnya, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Foto : freepik.com

Penilaian :

4.8

6 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Dani Nofian

08 Desember 2023

Terima kasih atas ide-ide kreatif yang disajikan dalam artikel ini. Sungguh menginspirasi!

Balas

. 0

Roy Ivan Fidelis

03 Desember 2023

Terimakasih atas informasi yang diberikan. Menambah pengetahuan saya.

Balas

. 0

Qodri Perdana

28 Juni 2023

Interesting

Balas

. 0

Qodri Perdana

28 Juni 2023

Interesting

Balas

. 0

Ardhan Ashary Nasution

27 Juni 2023

Keren info nya 👍👍

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Farraas A Muhdiar, M.Psi. M.Sc

Psikolog Klinis Anak & Remaja

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS