Dirilis

02 Oktober 2018

Penulis

Tim Daya Tumbuh Usaha

Bisnis literasi masih menyimpan peluang, meskipun ancaman dari kemajuan era digital yang menyajikan alternatif bacaan baru di depan layar. Indonesia masih butuh buku-buku dalam bentuk cetak, baik untuk pelajaran, menambah ilmu, hingga hiburan.

Dalam menerbitkan sebuah buku, ada dua jenis usaha yang berperan di dalamnya, yaitu penerbit dan percetakan. Penerbit akan mempersiapkan buku sejak masih berupa calon naskah dari penulis. Melalui penyuntingan, desain sampul, ilustrasi, dan tata letak isi, calon buku akan menuju percetakan untuk mendapatkan bentuk fisiknya. Setelah buku dicetak, dijilid, dan dikemas, penerbit akan mengambil alih proses selanjutnya, yaitu pemasaran dan distribusi. Tujuan akhirnya untuk memastikan pembeli mendapatkan buku tersebut melalui titik-titik pembelian, baik luring (offline) maupun daring (online).

Ada penerbit yang sekaligus memiliki percetakan sendiri. Ada pula yang menggunakan jasa percetakan di luar perusahaan. Baik bisnis penerbit maupun percetakan, ada karakteristik masing-masing yang membedakan keduanya. Apabila dilihat dari persiapan permodalan, inilah perbedaan menyiapkan bisnis penerbit dan percetakan.

1. Peralatan yang Disiapkan
Perusahaan penerbitan, jika tidak berniat memiliki percetakan sendiri, sebenarnya  tidak butuh terlalu banyak peralatan untuk memulai bisnis. Anda dapat membuat penerbitan mandiri (indie) skala kecil cukup dengan mengatur sebuah kantor kecil dengan beberapa perangkat komputer untuk keperluan penyuntingan, desain, dan administrasi. Jika berniat untuk menggunakan tenaga lepas (freelancer),  dapat menekan pengadaan peralatan ini karena pekerja lepas Anda sudah memiliki perangkat komputer sendiri untuk bekerja.

Sementara itu, usaha percetakan wajib memiliki mesin cetak. Untuk percetakan buku, biasanya percetakan memiliki mesin cetak offset untuk mencetak di atas kertas dalam jumlah banyak. Namun, mengingat bisnis ini dinilai mulai lesu dan menurun, banyak percetakan juga berinvestasi pada mesin cetak digital guna menerapkan diversifikasi usaha. Percetakan juga harus memiliki komputer untuk desain, mesin pemotong, dan mesin laminasi. Bahan lain yang juga harus disiapkan adalah tinta mesin cetak, larutan pembersih untuk perawatan mesin cetak, dan bahan untuk laminasi sampul.

2. Cara Penghimpunan Modal
Permodalan usaha penerbitan maupun percetakan dapat dikumpulkan melalui beberapa cara. Dalam sebuah artikel situs Forbes, dijabarkan empat cara untuk menghimpun permodalan usaha kecil. Pertama, menggunakan dana pribadi Anda. Kedua, Anda mengumpulkan atau meminjam dana dari keluarga dan kawan dekat. Cara ketiga adalah memanfaatkan pinjaman usaha kecil yang tersedia di bank. Cara terakhir adalah mencari angel investors, yaitu penanam modal yang memberikan sejumlah dana permodalan dengan timbal balik mendapatkan andil kepemilikan. Jumlah investor ini bisa banyak, jika mereka melakukan crowdfunding – pengumpulan dana permodalan (biasanya secara online) oleh sekelompok individu, di mana cara ini menjadi populer bagi permodalan start-up.

3. Jika Modal Terbatas, Apa yang Harus Dilakukan?
Adakalanya Anda mengalami sebuah kendala saat menyadari keterbatasan modal yang dapat dikumpulkan. Namun, ini bukan berarti Anda harus membatalkan niat membangun bisnis penerbitan atau percetakan yang telah  direncanakan.

Untuk bisnis penerbitan, Anda bisa memotong permodalan awal dengan memanfaatkan tenaga lepas dan pemasaran digital. Yang terpenting, Anda telah memiliki perusahaan dengan badan hukum, jika memang memiliki rencana untuk mengurus International Standard Book Number (ISBN) bagi buku-buku yang  akan diterbitkan.

Sementara itu, percetakan dengan modal minim bisa mengawali usaha dengan menjadi pihak ketiga yang mencarikan order untuk percetakan lain. Setidaknya hingga modal Anda terkumpul cukup untuk membeli mesin cetak. Alternatif lain adalah dengan menyewa mesin cetak, sehingga Anda bisa mengatur pemakaian hanya saat ada order.

Dalam merintis usaha, mempersiapkan perencanaan bisnis yang komprehensif akan menjadi langkah awal yang tepat. Tambahkan dengan proyeksi pendapatan dan biaya selama tiga sampai lima tahun ke depan untuk memeriksa kelayakan usaha Anda. Selamat mempersiapkan fondasi finansial dari calon bisnis Anda!

Sumber:

Diolah dari berbagai sumber

Penilaian :

5.0

1 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Arrino Fatra

14 April 2023

Mantap

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Ari Handojo

Business Coach

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS