Dirilis

14 Maret 2022

Penulis

Shaina Nabila

Dorongan untuk bekerja lembur sangat kuat, terutama ketika Anda memiliki banyak tagihan atau keluarga yang harus dinafkahi. Atau Anda merasa perlu meluangkan waktu untuk memajukan karier Anda. Namun, semua jam kerja yang panjang itu memiliki konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang yang serius. 

 

Risiko Sering Lembur

Kerja dalam waktu lama bisa berdampak terhadap kesehatan tubuh dan jiwa Anda. Apa saja risikonya? Berikut adalah beberapa risiko akibat sering bekerja lembur atau overtime:

 

1.    Penyakit Kardiovaskular dan Hipertensi

Terkadang, jam kerja lembur juga memberi Anda lebih sedikit waktu untuk menyiapkan makanan sehat, berolahraga, bersantai, dan menikmati hidup. Menurut penelitian Wong (University of Hong Kong) pada tahun 2021, bekerja lebih dari 61 jam per minggu menunjukkan peningkatan risiko menderita tekanan darah sistolik tinggi. Sebaliknya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada penurunan risiko hipertensi bagi mereka yang bekerja lebih dari 8 jam per hari atau bekerja 60 jam per minggu. 

Laporan World Health Organization dan International Labour Organization pada tahun 2016, melaporkan 745,000 kematian akibat stroke dan penyakit jantung iskemik (penyumbatan pembuluh darah jantung) akibat jam kerja yang panjang atau lembur, kejadian ini meningkat 29 persen sejak tahun 2000.

 

2.    Diabetes Melitus

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang berhubungan dengan jam kerja yang panjang. Hal ini terkait dengan pola makan sehari-hari dan jam kerja yang panjang. Jam kerja yang panjang dapat menyebabkan pekerja mengubah kebiasaan makannya menjadi tidak teratur. Bahkan perilaku kesehatan yang buruk, misalnya, merokok, konsumsi alkohol dan aktivitas fisik, memiliki hubungan yang kuat dengan jam kerja yang panjang. 

Baca Juga : 5 Tips Menjaga Pola Makan Sehat Ini Cocok untuk Karyawan


 

3.    Depresi dan Stres

Menghabiskan waktu untuk bekerja berjam-jam juga dapat berdampak negatif pada kesehatan mental Anda. Menghabiskan lebih banyak waktu di tempat kerja dan mengkhawatirkan pekerjaan meningkatkan tingkat stres Anda. Ini juga menempatkan Anda pada risiko depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya yang lebih tinggi. Bekerja lembur juga memberi tekanan pada hubungan pribadi, yang meningkatkan risiko depresi. Ini meningkatkan risiko konflik keluarga, dan ketika salah satu atau kedua pasangan dalam pernikahan bekerja lembur secara konsisten, itu meningkatkan peluang Anda untuk bercerai. 

Sebuah studi pada 2018 oleh Ogawa dan tim dari Center for Medical Education and Training University of Tsukuba Hospital, yang menyelidiki efek jam kerja panjang pada gejala depresi bagi penduduk Jepang, menemukan bahwa dibandingkan dengan penduduk yang bekerja kurang dari 60 jam per minggu, mereka yang bekerja 80 hingga 99,9 jam per minggu dan lebih dari 99,9 jam per minggu masing-masing, berisiko lebih besar mengalami depresi. 

Baca Juga : Stress Management, Cara Ampuh untuk Menghilangkan Stres

 

4.    Keselamatan Kerja

Jam kerja yang panjang mengakibatkan peningkatan risiko keselamatan kerja seperti kinerja terganggu dan perhatian atau fokus menurun, peningkatan kesalahan di fasilitas medis, peningkatan tiga kali lipat dalam tingkat kecelakaan setelah 16 jam kerja. 

Masalah keamanan tambahan ini kemungkinan besar disebabkan oleh kelelahan pekerja, yang dapat berasal dari bekerja dalam waktu yang lama dalam satu hari atau dari efek kumulatif beberapa hari kerja lembur. 

Sementara bekerja di malam hari dan pagi hari telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kecelakaan transportasi, jam kerja yang panjang itu sendiri berkontribusi pada tingkat kecelakaan. Saat seseorang lelah setelah bekerja seharian, mereka menjadi kurang berhati-hati saat mengemudi, menimbulkan perilaku yang lebih berbahaya, dan menunjukkan pola mengemudi yang lebih tidak menentu.

 

5.    Penurunan Produktivitas

Berbagai studi menunjukkan bahwa produktivitas dapat menurun dengan meningkatnya jam lembur. Menurut Circadian.com, produktivitas kinerja menurun 25% ketika bekerja 60 jam atau lebih dalam seminggu. Karyawan yang bekerja lembur akan terlalu lelah secara fisik dan mental untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka saat bekerja sehingga berpengaruh ke produktivitas mereka. Kekhawatiran atas keseimbangan pekerjaan/keluarga dan masalah kesehatan dapat menyebabkan presenteeism yaitu di mana karyawan secara fisik sedang bekerja, tetapi pikirannya tidak sedang bekerja.

Baca Juga: Anda Burnout? Yuk, Lakukan Kegiatan Ini

Bekerja lembur beberapa jam sesekali mungkin diperlukan untuk pekerjaan Anda, tetapi tidak ada yang lebih penting daripada kesehatan Anda. Kuncinya adalah menemukan keseimbangan yang tepat antara pekerjaan dan waktu pribadi untuk memastikan bahwa Anda memiliki kehidupan pribadi dan profesional yang sehat.

Punya pertanyaan lebih lanjut? Segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

3 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Muthmainah Mufidah, M.Psi

Psikolog Klinis Dewasa

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS