Dirilis

17 Juni 2020

Penulis

Alviko Ibnugroho

Mengelola keuangan adalah suatu keharusan bagi kita semua, terutama bagi Anda yang telah memiliki keluarga. Namun, mengelola keuangan keluarga kerap menjadi salah satu masalah, mengingat hanya sedikit orang yang dapat mengelola keuangan mereka dengan maksimal.

Tidak sedikit keluarga di Indonesia yang masih bermasalah dalam mengelola keuangannya, termasuk salah satunya adalah masalah utang.

 


Manajemen Utang

Utang merupakan salah satu masalah utama yang membuat seseorang gagal mengelola keuangan. Termasuk utang konsumtif, seperti utang membeli smartphone, sepatu, pakaian, dan sebagainya. Banyak kebiasaan buruk dalam mengatur keuangan yang bisa membuat seseorang menjadi terlilit utang, semakin hari semakin dalam. Kalau sudah terlanjur terlilit utang, maka keuangan orang tersebut dipastikan akan terganggu.

Terlebih di masa krisis akibat pandemi COVID-19 saat ini. Sebagian keluarga terjerat utang karena terlanjur memiliki gaya hidup yang terlalu tinggi, ataupun karena berkurangnya pemasukan sehingga kesulitan membayar kewajibannya. 

Lalu jika sudah terjerat dan sulit membayar cicilan, apa yang yang harus dilakukan dalam manajemen utang?


Miliki Komitmen dan Selesaikan Secara Bertahap

Saat Anda berkomitmen atau memiliki niat untuk betul-betul mengubah kondisi keuangan menjadi lebih baik, maka Anda harus mengupayakan agar bebas dari utang. Karena hal ini akan membantu Anda untuk lebih leluasa dalam mengelola semua uang yang Anda miliki, termasuk mengalokasikannya pada berbagai pos yang dianggap penting, misalnya investasi.

Namun, jika Anda terlanjur memiliki sejumlah utang di salah satu perusahaan pembiayaan atau institusi keuangan, maka mau tidak mau harus di atasi terlebih dahulu. Meski tidak sekaligus, Anda dapat menyelesaikan sebagian utang secara bertahap, sehingga pos pengeluaran Anda tidak akan mengganggu pos pengeluaran keuangan lainnya.

Pada umumnya ada tiga indikator yang bisa dilakukan untuk mengatasi utang, yang sudah memasuki kondisi darurat, yakni:

1. Mengenali dengan Baik Kondisi Utang Anda
Yang dimaksud mengenali adalah Anda tahu besarnya utang Anda, dan mengakui bahwa kondisi utang mengakibatkan kondisi kejiwaan Anda terganggu.

Langkah paling nyata yang bisa Anda lakukan adalah:
  • Kumpulkan seluruh tagihan untuk melihat apakah utang Anda saat ini sudah berlebihan atau tidak.
  • Hitunglah seluruh jenis utang yang Anda miliki saat ini, mulai dari cicilan kartu kredit, KPR, KPM, serta KTA.
  • Jika total cicilan per bulan lebih dari 45% jumlah gaji yang Anda dapatkan per bulan, artinya Anda memiliki potensi terjerat masalah utang dalam waktu beberapa bulan ke depan.

Ciri lain adalah Anda merasakan ketakutan dan stres yang meningkat saat jatuh tempo cicilan utang. Jika Anda mengalami situasi seperti itu, maka jelas terlihat bahwa utang sudah menjerat Anda, dan sudah saatnya Anda melakukan langkah tepat untuk mengurangi jeratan utang tersebut.  

2. Mengenali Kondisi Cash Flow Keuangan Anda Saat Ini
Situasi utama yang perlu diperhatikan dalam mengetahui kemampuan keuangan Anda adalah dengan melihat kondisi cash flow keluarga, apakah cash flow Anda surplus atau defisit setiap bulannya.

Jika kondisi cash flow Anda minus, ini sangat mengkhawatirkan. Anda akan sangat sulit untuk bisa membayar utang di masa krisis ini. Karena bila dalam keadaan normal saja cash flow Anda minus, apalagi dalam situasi sedang krisis seperti saat ini.

Jika cash flow Anda surplus atau balance, hal tersebut tidak menjadikan indikator keuangan Anda aman. Dalam kondisi krisis ini, surplus cash flow yang menunjukkan zona aman adalah jika surplus cash flow Anda berada di atas 30% dari penerimaan.

3. Mengenali Aset-Aset Anda
Faktor berikut yang menjadi perhatian untuk mengetahui kemampuan keuangan Anda, adalah dengan melihat besarnya aset yang Anda miliki.

Coba luangkan waktu untuk:
  • Menghitung apa saja aset yang Anda miliki?
  • Berapa nominal nilai aset tersebut?
  • Apakah mungkin melakukan alokasi pada aset tersebut?

Sebagai contoh, bila Anda memiliki beberapa mobil atau rumah, namun aset tersebut statusnya masih belum lunas, maka itu bukan termasuk aset yang bisa dialokasikan.

Carilah aset yang bukan merupakan tanggungan utang, namun yang murni bisa dialokasikan menjadi uang tunai, misalnya perhiasan, emas dan lainnya.

Jika Anda ternyata tidak memiliki aset yang bisa dialokasikan menjadi dana tunai, maka saatnya Anda berhati-hati terhadap utang Anda. Kemungkinan terburuk adalah Anda kehilangan aset Anda yang masih terlilit utang saat ini.

Namun masih ada salah satu cara lagi agar Anda dapat menyelamatkan aset terutang, yaitu dengan restrukturisasi utang dan refinancing.


Restrukturisasi Utang

Mengutip dari buku Restrukturisasi Hutang oleh Darmadji, program restrukturisasi utang adalah sebuah program untuk merestruktur utang-utang bermasalah, dengan tujuan untuk memperbaiki posisi keuangan debitur.

Restrukturisasi utang merupakan program pembayaran cicilan utang dengan syarat yang lebih ringan dibandingkan dengan syarat pembayaran utang sebelum dilakukannya proses restrukturisasi utang, karena adanya perjanjian khusus atau kesepakatan bersama yang diberikan kreditur kepada debitur.

Perjanjian khusus semacam ini tidak akan diberikan kepada debitur yang tidak dalam keadaan kesulitan keuangan. Perjanjian semacam ini dapat berasal dari perjanjian antara kreditur dengan debitur, atau dari keputusan pengadilan, serta dari peraturan hukum.

Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa yang berkepentingan terhadap restrukturisasi utang adalah pihak debitur yang bermasalah.

Program restrukturisasi utang diperuntukan dalam mengatasi kredit yang bermasalah, yang sedang dialami oleh perusahaan, baik perusahaan manufaktur, perusahaan jasa, maupun perusahaan dagang. Namun dengan adanya krisis saat ini, banyak institusi keuangan, khususnya bank, yang menawarkan program restrukturisasi utang kepada nasabahnya, dengan maksud meringankan beban tanggungan keluarga yang mengambil utang tersebut.

Pemerintah telah mendukung program restruktulisasi utang konsumen dengan mengeluarkan POJK No.11/POJK.03/2020 mengenai Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019 dengan itu maka pemberian stimulus bagi industri perbankan yang sudah berlaku sejak 13 Maret 2020 sampai dengan 31 Maret 2021.

POJK (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan) mengenai stimulus perekonomian ini dikeluarkan untuk mengurangi dampak terhadap kinerja dan kapasitas debitur yang diperkirakan akan menurun, akibat wabah Virus Corona, sehingga bisa meningkatkan risiko kredit yang berpotensi mengganggu kinerja perbankan dan stabilitas sistem keuangan.

Perbankan juga memiliki program yang lebih luas dengan adanya kebijakan stimulus ini, sehingga dapat mengendalikan pembentukan kredit macet dan memudahkan memberikan pola kredit baru kepada debiturnya.

Dengan adanya kebijakan OJK tersebut maka pihak perbankan banyak sekali menawarkan program restrukturisasi ini. Silakan Anda menghubungi bank tempat Anda mengambil program kredit.

Baca juga: ketentuan restrukturisasi BTPN


Program Refinancing

Refinancing adalah salah satu cara untuk mengatasi utang yang paling banyak dilakukan. Refinancing atau biasa juga disebut dengan penggabungan utang, adalah program menggabungkan beberapa jenis utang menjadi satu utang saja, bekerjasama dengan lembaga pembiayaan selain bank (Misalnya multifinance maupun perusahaan yang bergerak pada jasa refinancing).

Beberapa Keuntungan program Refinancing
  1. Program ini tidak membuat Anda repot membayarkan utang secara terpisah kepada beberapa layanan keuangan. Jadi dengan melakukan penggabungan utang, seluruh proses pembayaran berbagai utang kartu kredit atau KTA hanya dilakukan melalui satu pintu.
  2. Program ini dapat meringankan cicilan per bulan. Tujuan utama refinancing biasanya membantu pemilik utang bisa membayar cicilannya sampai lunas, tentu saja hal ini akan berdampak pada cicilan yang menjadi lebih rendah agar tidak menyulitkan.
  3. Program refinancing juga dapat mengatur pembayaran cicilan utang dengan tenor cicilan yang telah disepakati. Hal ini sudah harus disepakati dengan pihak peminjam di awal. Tenor cicilan normalnya bisa berjalan hingga 24 bulan.


Jenis Program Penggabungan Utang

Ada dua jenis penggabungan utang, yakni menggunakan agunan dan tidak menggunakan agunan. Dua program tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, dan bisa didapatkan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang diberikan oleh lembaga pembiayaan bukan bank. Anda bisa menghubungi perusahaan refinancing untuk mendapatkan info tentang kelebihan dan kekurangan program tersebut.

Penggabungan utang dengan agunan, sesuai dengan namanya, dilakukan dengan menggunakan agunan. Pada kebanyakan kasus, biasanya aset yang bisa diagunkan berupa properti, khususnya rumah tempat tinggal. Pada kasus lain, Anda bisa memberikan mobil sebagai agunan. Program konsolidasi dengan agunan berlaku untuk utang yang berjalan lancar ataupun macet.

Anda dapat mengambil cara ini sebagai langkah preventif meskipun utang belum macet, agar Anda dapat melunasi utang dengan keringanan, sementara masih memiliki dana.

Bagi yang utang yang sudah macet, program ini juga akan membantu Anda melakukan proses negosiasi terlebih dahulu sebelum utang digabungkan. Sehingga Anda dapat melunasi utang lebih ringan lagi.



Proses Pengajuan Refinancing

Anda tidak boleh asal-asalan memilih lembaga finansial. Langkah yang salah dapat berujung pada mimpi buruk tambahan, yang akan membuat manajemen utang Anda semakin buruk, dan Anda pun kesulitan melunasi seluruh sisa tunggakan yang masih berjalan.

Untuk mengatasi hal tersebut, Anda bisa mengandalkan referensi yang didapatkan dari perusahaan yang menyediakan program manajemen utang. Perusahaan ini biasanya memiliki strategi terbaik yang dapat membantu membebaskan Anda dari jerat utang, dan merekomendasikan lembaga finansial terpercaya yang bisa membantu Anda untuk mendapatkan program refinancing terbaik.


Dari uraian di atas, dapat kita ambil kesimpulan, harus ada yang Anda korbankan jika telah terjerat dengan masalah utang. Segera lunasi dengan mengorbankan salah satu aset Anda. Jika memang Anda tidak memiliki aset khusus untuk melunasi utang, maka beberapa cara di atas bisa dilakukan walau itu hanya bersifat meringankan sementara saja.

Ingat, saat Anda memutuskan mengambil pinjaman demi memenuhi keinginan Anda, maka di saat itu pula Anda sudah bertanggung jawab untuk membayar cicilannya, dan menyadari jika ada masalah dalam proses pembayaran cicilan, maka kerugian terbesar adalah Anda dapat kehilangan aset Anda.

Jika Anda memiliki pendapat lain, silakan tulis pada kolom komentar. Atau jika ada hal yang ingin Anda konsultasikan terkait kondisi keuangan Anda, silakan ajukan pada kolom Tanya Ahli.

Baca juga artikel terkait:
Ini 5 Cara Lunasi Utang dengan Cepat dan Aman
Terbebas dari Jerat Utang Kartu Kredit

Sumber:

Alviko Ibnugroho

Penilaian :

4.9

14 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ardhan Ashary Nasution

03 Desember 2023

Keren informasi nya sangat bagus Terima Kasih 👍👍

Balas

. 0

Alin

18 Desember 2020

ngeri-ngeri sedep ya kalo pas pandemi pas punya utang... untung daya.id kasih tipsnya...

Balas

. 0

Aliah Abdullah

18 Desember 2020

Wah bagus banget niy info nya...jadi lebih waspada dalam mengelola keuangan...tq daya.id

Balas

. 0

Aprilliani Hariastuti

18 Desember 2020

terima kasih banyak, artikelnysa sangat berguna buat saya

Balas

. 0

Mohammad Ludfi

18 Desember 2020

Keren banget artikelnya, semangat terus ya membuat artikel yang menarik dan berguna kayak gini

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Dian Savitri

Perencana Keuangan Pribadi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS