Strategi pemasaran Anda setengah tahun ini belum berjalan maksimal? Atau katakanlah, hasilnya sudah cukup baik, tapi Anda merasa ada yang perlu dievaluasi. Mungkin Anda perlu melakukan analisis strategi pemasaran.

Tapi ingat, strategi pemasaran berbeda dengan aktivitas pemasaran. Buat Anda yang butuh penjelasan, nanti kita bahas sedikit. Karena memahami perbedaan kedua hal ini sangat penting untuk melakukan evaluasi atau analisis strategi pemasaran.
 

Cara Evaluasi Strategi Pemasaran

Artikel How to Evaluate a Market Strategy di Inc.com menulis, ada 7 karakter strategi pemasaran yang bisa menarik terjadinya penjualan, yaitu:
 

1. Strategis bukan sekadar taktikal

Apa bedanya strategi dengan taktik? Dua istilah ini kemungkinan sering Anda dengar, termasuk dalam bidang pemasaran produk atau jasa. Tapi masih ada kok pelaku usaha yang bingung membedakan keduanya.

Padahal sebenarnya sederhana saja membedakan antara strategi dengan taktik. Strategi menentukan gol yang ingin diraih, sementara taktik menentukan tindakan yang akan Anda lakukan untuk meraih gol tersebut.

Maka, buatlah strategi yang benar-benar strategis.

Contoh:
Strategi: Penjualan meningkat dua kali lipat di wilayah barat
Taktik: Mempekerjakan tiga lagi tenaga penjual di wilayah barat
 

2. Hasil yang terukur, bukan hasil yang tidak jelas

Beberapa pelaku usaha pemula kadang lupa menentukan alat ukur keberhasilan saat membuat strategi pemasaran. Padahal, alat ukur keberhasilan dibutuhkan agar bisa membuat dan menyesuaikan strategi pemasaran dengan baik.

Jika hasil atau gol yang ingin diraih saja tidak jelas, bagaimana bisa Anda melakukan analisis strategi pemasaran, dan mencari tahu apakah taktik yang digunakan berjalan dengan baik atau tidak.

Contoh:
Terukur: Penjualan meningkat dua kali lipat di wilayah barat
Tidak Jelas: Memimpin penjualan dan diakui di industri sejenis

Baca juga: Cara Menghitung Laba yang Benar
 

3. Bisa dilakukan, dan tidak bergantung terhadap hal lain

Anda bisa saja beralasan, strategi pemasaran hingga tengah tahun ini tidak berjalan dengan baik karena adanya faktor lain di luar bisnis. Ya, okelah jika Anda ingin menggunakan alasan itu. Tapi, jika Anda ingin strategi bisnis Anda menghasilkan penjualan, gol dari strategi Anda harus bisa dicapai melalui taktik yang dijalankan, tidak bergantung pada hal lain di luar itu (faktor diluar kendali Anda).

Contoh:
Bisa Dilakukan: Penjualan meningkat dua kali lipat di wilayah barat
Bergantung Hal Lain: Naikan harga saham hingga 50%
 

4. Bisa dijelaskan dengan mudah

Semakin sulit Anda dan tim memahami sebuah strategi, semakin sulit juga Anda dan tim untuk meraih gol. Maka, coba sederhanakan kalimat dan gunakan bahasa yang mudah dimengerti. Jangan bertele-tele, atau menggunakan istilah yang mungkin membuat Anda terlihat pintar tapi malah tidak dipahami oleh tim—dan membuat Anda makin bingung untuk menjelaskannya kembali.

Contoh:
Jelas: Penjualan meningkat dua kali lipat di wilayah barat
Tidak Jelas: Fokus kepada peningkatan kapasitas internal dan ekternal, dengan melakukan kolaborasi bersama seluruh stakeholder untuk menciptakan lingkungan bisnis yang berorientasi kepada hasil, selaras dengan peningkatan penjualan
 

5. Bisa diraih bukan sekadar kalimat yang menginspirasi

Tidak salah jika Anda memiliki visi yang menginspirasi sesama pelaku usaha atau tim di dalam bisnis. Tapi visi bukan strategi. Sementara Anda butuh strategi agar bisa diturunkan menjadi taktik, sehingga bisa menghasilkan penjualan.

Contoh:

Bisa Diraih: Penjualan meningkat dua kali lipat di wilayah barat
Inspirasional: Membuat perubahan dunia
 

6. Ada business plan di belakangnya

Strategi tidak akan berjalan dengan baik sampai ada rencana taktis untuk meraih gol. Contohnya, gol Anda adalah penjualan meningkat dua kali lipat di wilayah barat. Maka, business plan Anda bisa saja termasuk melatih kembali karyawan yang ada, mempekerjakan karyawan baru, investasi di metode lead generation yang lebih baik, dan seterusnya. Tanpa rencana, maka strategi tidak ada artinya.

Baca juga: Business Model Canvas, Panduan Merancang Strategi
 

7. Tidak banyak berubah

Mengetahui atas apa yang telah berhasil dan apa yang tidak berhasil, adalah sesuatu yang baik. Apalagi bila setelah melakukan analisis strategi pemasaran, Anda bisa segera menyesuaikan taktik untuk  melakukan perbaikan, dan mencoba pendekatan baru yang dapat meningkatkan keberhasilan penjualan.

Tapi, bukan pilihan yang baik jika Anda terlalu sering mengubah-ubah strategi. Tindakan ini akan mengacaukan semuanya, bahkan bisa mengakibatkan produktivitas terhenti karena semua orang mencoba memikirkan ulang apa yang perlu mereka lakukan agar bisa menyesuaikan dengan strategi baru. Lagi, lagi, dan lagi.

Maka dari itu, lakukan analisis strategi pemasaran tengah tahun dengan bijaksana. Dan lakukan perubahan strategi hanya jika jelas-jelas Anda dan tim tidak akan bisa meraih gol, atau Anda sudah tidak menginginkan gol tersebut.


Sebagai tambahan untuk Anda yang menjalankan strategi pemasaran digital, Forbes.com di artikel 5 Steps To Evaluate Your Company's Digital Marketing Strategy, menulis lima hal yang perlu Anda evaluasi: evaluasi gol Anda, periksa kembali profil target konsumen, apakah digital presence (atau sederhananya, media digital yang Anda gunakan) sudah sesuai dengan target konsumen, apakah pesan Anda sampai kepada target konsumen, dan bagaimana ROI (Return of Investment) dari strategi pemasaran digital Anda.

Nah, selamat melakukan analisis strategi pemasaran, dan semoga performa bisnis Anda semakin baik di tahun ini. Jika Anda butuh penjelasan lebih lanjut, silakan konsultasikan strategi pemasaran Anda dengan praktisi UMKM kami di Tanya Ahli. Pastikan Anda telah mendaftar sebagai pengguna daya.id, untuk mendapatkan konten tepercaya untuk pengembangan bisnis Anda.