Dirilis

23 April 2023

Penulis

Mitra Bisnis

Selama 24 bulan berturut-turut sejak 2020, nilai neraca perdagangan Indonesia (NPI) mengalami surplus. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, surplus NPI paling rendah terjadi pada Q1-2021 yaitu sebesar US$ 5,52 juta, sedangkan nilai surplus paling tinggi pada yaitu sebesar Q2-2022 yaitu sebesar US$ 15,61 juta. Berikut merupakan datanya:


Surplus NPI tersebut terjadi karena sektor ekspor mempunyai kinerja yang baik dan melebihi kinerja sektor impor. Nilai dan pertumbuhan ekspor paling tinggi dalam dua tahun terakhir masing-masing terjadi pada Q3 2022, di mana nilai ekspor mencapai US$ 78.202,5 juta. Kinerja sektor ekspor yang baik dalam dua tahun terakhir (2021-2022) mempunyai kontribusi signifikan terhadap pembentukan produk domestik bruto (PDB) nasional. Data BPS menunjukkan bahwa kontribusi sektor ekspor terhadap PDB selama periode 2021-2022 menunjukkan tren peningkatan. Berikut merupakan datanya:


Selain itu, nilai ekspor non migas turut menyumbang dalam neraca perdagangan di Indonesia pada 2022, yang dimana tercatat sebesar US$ 275.959,4 juta dibandingkan ekspor migas yaitu sebesar US$ 16.019,7 juta. Berikut merupakan datanya:


Peningkatan terbesar ekspor nonmigas terjadi pada bahan bakar mineral yaitu sebesar US$ 22.149,3 juta pada 2022. Dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021, nilai ekspor bahan bakar mineral hanya sebesar US$ 7.939,7 juta. Hal ini juga didukung dengan komoditas lain dalam peningkatan jumlah nilai ekspornya, seperti besi dan baja. Berikut merupakan datanya:


Total nilai ekspor non migas pada periode 2022 terhadap negara tujuan Tiongkok tetap merupakan negara tujuan ekspor yang memiliki peranan terbesar dengan nilai ekspor sebesar US$12.457,8 juta, diikuti India dengan nilai sebesar US$10.168 juta, dan Jepang sebesar US$6.300,2 juta. Komoditas utama yang diekspor ke Tiongkok pada periode tersebut adalah besi/baja, batubara, dan lignit. Sementara itu ekspor ke kawasan ASEAN dan Uni Eropa pada periode tersebut kontribusinya masing-masing 19,67% dan 8,07%. 

 

Tantangan 

Menurut International Monetary Fund (IMF) menyatakan bahwa ekonomi global tahun 2023, selain masih menghadapi ketidakpastian global, juga diprediksi akan mengalami resesi. Pertumbuhan ekonomi global diprediksi akan melambat dari 3,2% pada tahun 2022 menjadi 2,7% pada tahun 2023. Menurut Bank Dunia, kemungkinan terjadinya resesi global pada tahun 2023 didasarkan dari perilaku berbagai bank sentral di seluruh dunia. dunia. Secara bersamaan, bank sentral di seluruh dunia menaikkan suku bunga sebagai respons terhadap inflasi seperti Amerika Serikat, Kanada, Filipina, Australia, Inggris, dan Malaysia. Kenaikan suku bunga tersebut justru dapat membuat inflasi inti global naik menjadi 5% pada tahun 2023. 

Tren menaikkan suku bunga acuan diprediksi akan berlanjut hingga tahun 2023. Bank Dunia menyatakan, kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan oleh bank sentral tidak akan cukup untuk menurunkan inflasi global kembali ke tingkat sebelum pandemi Covid-19. Namun, kenaikan suku bunga acuan tersebut akan menyebabkan inflasi naik hampir dua kali lipat dari rata-rata lima tahun sebelum pandemi Covid-19. Pada akhirnya, kebijakan menaikkan suku bunga acuan berdampak terhadap perlambatan ekonomi yang bisa memunculkan resesi di banyak negara. 

World Economic Outlook (WEO) dari IMF per Oktober 2022 melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi beberapa negara, termasuk mitra dagang Indonesia diprediksi mengalami penurunan produk domestic bruto (PDB) pada tahun 2023. Berikut merupakan datanya:


Diperkirakan perlambatan ekonomi pada tahun 2023 beberapa negara pada triwulan III tahun 2022, seperti Jepang sebesar 1,6% (yoy) dan Uni Eropa yang hanya tumbuh 1,4% (yoy). Melihat kondisi tersebut, International Monetary Fund (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi global akan melambat dari 3,2% di tahun 2022 menjadi 2,66% (2023). Pelemahan ekonomi global tentu akan menurunkan kinerja ekspor Indonesia.

Baca Juga: Cara Memilih Jasa Pengiriman yang Tepat

Artikel ini adalah bagian pertama dari Prospek Kinerja Ekspor Indonesia 2023. Silakan baca artikel selanjutnya untuk mendapat pemahaman yang utuh.

Baca Juga: Pinjaman Modal Usaha yang Tepat, Mudah, dan Aman

Jika Anda butuh konsultasi terkait topik ini, silakan berkonsultasi secara gratis di Tanya Ahli. Daftarkan diri Anda untuk akses penuh ke seluruh fitur Daya.id.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

1 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Juli Hartati

23 April 2023

Bagus infonya

Balas

. 0

Juli Hartati

23 April 2023

Bagus infonya

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Ari Handojo

Business Coach

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS